Menjadi bagian dari permainan ataukah hanya menjadi sebuah "bola" dalam gelinding bola kehidupan. Yach dua pilihan itu yang akhir-akhir ini sering aku renangkan. Kalau memang aku bagian dari permainan ini, tentu aku merasakah sebuah kepercayaan dan kerjasama. Namun lebih tepat kalau saat ini aku hanya menjadi sebuah bola.
Seorang Paulo Maldini tak diragukan lagi kiprahnya sebagai sang captain Rossoneri, dia masih tetap tidak bisa bermain sendiri. Dia masih membutuhkan seorang Nesta, yang mungkin saat baru bermain di Rossoneri belum sehebat sekarang. Dia mau mendampingi Nesta karena dia tahu orang inilah yang akan membantuku mensukseskan ambisiku untuk meraih kemenangan demi kemenangan dan tentu saja membantu tugas utamanya yaitu menjaga keperawanan gawang AC Milan. Kemudian dia tidak hanya membutuhkan seorang Alesandro Nesta, dia masih membutuhkan seorang Dida yang akan menangkap bola bila bola telah melewati kakinya.
Itu saja belum cukup untuk membuktikan bahwa dia memang seorang captain yang hebat. Dia masih membutuhkan Ivan Gennero Gatuso, Seedorf bahkan Ricardo Izecson Santos Leite dan Filipo Inzaghi di barisan tengah dan depan. Dia sadar tak akan ada arti seorang Maldini tanpa mereka semua. Maldini tetap percaya kepada rekan-rekannya dan bahkan bukan hanya Maldini tapi semua pemain Milan saling Percaya. Apa buktinya??, Buktinya adalah Maldini sendiri masih memberikan bola ke Kaka yang diteruskan ke Pipo hingga akhirnya terciptalah seorang Gol.
Lantas apa peran Carlo Anceloti. Dia berdiri disamping lapangan sambil mengepulkan asap rokok dan berteriak agar instruksi-instruksinya tetap dilaksanakan. Namun teriakan itu kembali tiada artinya kalau diantara pemain tidak ada saling kepercayaan dan kerjasama. Seorang Maldini akan terus berlari membawa bola dari barisan pertahanan hingga kedepan gawang lawan, namun malangnya tak terjadi gol. Yang terjadi malah serangan balik dan membuahkan gol. Kesalahan Maldinikah??
Kalau dalam kehidupanku kali saat ini, aku belum menjadi seorang "kaka" atau "pipo", aku masih menjadi bolanya yang sering disepak oleh para pemain. Beruntung kalau yang menyepak aku adalah pemain sekaliber kaka, ini yang menendang aku adalah seorang pemain tingkat RT yang ada di desaku yang mungkin saja masih belajar bagaimana menyepak bola itu. Lantas aku merasa pelatih anak ini menendangku juga karena pelatih ini marah, marahnya mungkin karena instruksinya tidak digubris atau mungkin juga dia terlalu enjoy dengan dirinya sehingga lupa ada 10 pemain lain yang sama-sama sebagai pemain tingkat RT.
Kalau bola kehidupan sudah menggelinding kita hanya bisa berharap posisi dibawah yang saat ini teralami akan segera merambat naik. kalau sudah diatas Perlukah kita memberikan "ganjel" agar bola kehidupan ini tidak turun lagi. Jawabanku adalah tidak perlu. Lho mengapa? Agar kita tahu rasanya ada di dua posisi yang berbeda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment